Nama SIFA FAUZIAH
NPM : 16211755
Kelas : 3EA27
Tugas ke : 4
Materi Tugas :
KEPRIBADIAN NILAI dan GAYA HIDUP
Nama Dosen : Tomy Adi Sumiarso, SE
KEPRIBADIAN
NILAI dan GAYA HIDUP
Nilai Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak
arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari
kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian
sebagai “Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu
merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi
terhadap kita, itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang
itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan
kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan
kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya kecenderungan Trust –
mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak
mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya,
tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya.
2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
Ditandai adanya kecenderungan autonomy –
shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri
sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri
tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki
rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan
atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai adanya kecenderungan initiative –
guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan
kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi
karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami
kegagalan.
4. Masa Sekolah (School Age)
Ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority.
Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.
5. Masa Remaja (adolescence)
Ditandai adanya kecenderungan identity –
Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk
dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan intimacy –
isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat
dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai
longgar.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan
generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini
individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
8. Masa hari tua (Senescence)
Ditandai adanya kecenderungan ego integrity –
despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas
pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya.
Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati
akhir.
I. KEPRIBADIAN
Definisi Kepribadian
Pengertian dari Kepribadian
merupakan suatu ciri yang dibawa dari dalam jiwa seseorang semenjak dia mulai
dewasa yang sangat menentukan serta mencerminkan bagaimana orang tersebut
merespon dengan tingkah laku terhadap lingkungannya.
Sifat-sifat seseorang merupakan
suatu hal yang paling dapat dinilai dalam melihat kepribadian seseorang.
Sifat-sifat ini berasal dari dalam diri. Sifat-sifat yang membedakan antara
seseorang dengan orang lainnya terletak pada kualitas sifat, pembawaan sifat,
kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang dimilikinya.
Selain itu kepribadian juga
cenderung dapat mempengaruhi pilihan dan pembelian seorang konsumen terhadap
suatu produk barang maupun jasa. Hal inilah yang mempengaruhi konsumen dalam
berbagai cara konsumen merespon usaha promosi dari para para pemasar, kapan
waktunya, di mana letaknya, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa
tertentu.
Sifat Dasar dari
Kepribadian
a). Kepribadian membedakan
individu
Kepribadian seseorag dikatakan
saling membedakan karena dalam diri seseorang terdapat karakteristik yang dapat
membentuk kepribadian seorang individu menjadi sangat berbeda dengan individu
lainnya.
Hal tersebut merupakan
kombinasi-kombinasi yang berasal dari banyak sebab. Sehingga akan banyak
terdapat kepribadian yang akan tercipta baik karena pengaruh lingkungan
sosialnya maupun kebudayaannya.
b). Kepribadian bersifat
konsisten dan bertahan lama
Sebenarnya kepribadian
seseorang akan muncul sejak manusia tersebut berumur anak-anak , kepribadian
sebenarnya sudah di bawa sejak bayi maupun saat dalam kandungan yang dalam hal
ini, diturunksn oleh orang tuanya dan kemudian dibawa siring dengan pertumbuhan
dan akan semakin matang ketika orang tersebut menjadi dewasa dan Tua.
c). Kepribadian dapat
berubah
Sebenarnya kepribadian
seseorang yang di bawa sejak kecil tetap dapat berubah pada keadaan tertentu
yang mempengaruhinya. Misalnya karena adanya berbagai peristiwa hidup yang
terus dialaminya.
Kepribadian seseorang berubah
tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba,
Namun juga terjadi sebagai bagian dari perjalanan sebuah proses menuju ke
kedewasaan secara yang bertahap.
Pengaruh Kepribadian Dalam
Perilaku Konsumen
Kepribadian yang berbeda
membawa banyak perbedaan juga terhadap perilaku konsumen seseorang terhadap
pembelian suatu barang, hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki
kehidupan sosial yang berbeda-beda, serta berasal dari keluarga dengan kondisi
yang berbeda-beda pula, hal ini lah yang menjadikan setiap orang memiliki keperibadiannya
masing-masing yang jelas berbeda dengan kepribadian orang lainnya.
Kepribadian ini akan
mempengaruhi sikap seseorang dalam menilai suatu produk, serta akan memberikan
pemahaman yang berbeda dari nilai guna suatu barang. Maka hal itu tentu akan
mempengaruhi perilakunya sebagai seorang konsumen.
II. NILAI-NILAI INDIVIDU
Seseorang akan memiliki
nilai-nilainya sendiri sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Setiap
individu juga akan menilai sesuatu dengan berbeda-beda. Nilai yang dimiliki
oleh setiap individu tersebut akan mempengaruhi perilaku dan alasan seseorang
dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka miliki untuk membeli
suatu barang.
Dengan demikian bila semakin
tinggi seseorang menilai suatu barang dan jasa terhadap kebutuhan hidupnya,
maka akan semakin tinggi pula apresiasi/ Respon mereka terhadap produk
tersebut.
Contoh : Seorang konsumen akan
menilai secara baik terhadap suatu produk / barang yang dibelinya apabila
barang tersebut memenuhi syarat akan keingnan dan dapat memenuhi kepuasan
konsumennya. Konsumen Tas akan merasa puas terhadap tas yang dibelinya bila tas
tersebut kuat dan nyaman digunakan.
Dilihat dari kepribadian,
perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai berikut :
1. Id
Id itu untuk mengusahakan
segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan
dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang
dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle).
Bertujuan untuk mengurangi
ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip
kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan
kesenangan.
2. Ego
Ego adalah Hubungan timbal
balik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system
rohaniah baru. Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego
dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle).
Bertujuan untuk menangguhkan
peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau
dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan
ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan
yang wajar.
3. Super Ego
Superego adalah suatu cabang
moril atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam ideal
daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati
nurani.
III. KONSEP GAYA HIDUP DAN
PENGUKURANNYA
Berbicara mengenai konsep, maka
perencanaan merupakan elemen utamanya, maka pengertian dari konsep Gaya hidup adalah bagaimana perencanaan seseorang terhadap
gaya hidupnya
sehari-hari, dengan perencanaan yang matang dan berpatokan pada suatu hal
ataupun prinsip yang melatar belakanginya.
Seseorang memulai merencanai
pola kehidupannya sejak kecil, ketika orang tua memberikan pendidikan sekolah,
maka hal itu juga merupakan pola perencanaan terhadapa seseorang yang diberikan
oleh orang lain, dengan tujuan memberikan perencanaan yang baik.
Untuk mengukur gaya
hidup seseorang, maka kita harus menggunakan pendekatan Psikografi, Psikografi
merupakan suatu kriteria untuk mengukur tingkat psikologis seseorang yang
berhubungan langsung dengan pengaruh pembentukan gaya hidup.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi
Gaya Hidup Konsumen :
- Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
- Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
- Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Dalam Psikografi terdapat
variabel-variabel yang akan digunakan. Variabel psikografi tersebut antara lain
adalah :
1. Sikap
Sikap merupakan pola tingkah
laku / perilaku seseorang yang biasa dilakukannya dalam kehidupan
sehari-harinya.
2. Nilai
Nilai merupakan pandangan
seseorang terhadap nilai-nilai yang dimiliki orang lain , sebagai tolak ukur
baik atau tidaknya orang tersebut dlam kehidupannya di masyarakat.
3. Aktivitas
Aktivitas adalah suatu kegiatan
rutun sehari-hari yang secara Continue terus dilakukan sebagai suatu kebiasaan/
kesibukan.
4. Minat
Minat merupakan keinginan
seseorang akan seseorang terhadap suatu hal, dan memotifasi orang tersebut untu
dapat mencapai hal yang diinginkannya itu.
5. Opini
Opini adalah sebuah tangkapan/
pengertian seseorang akan suatu hal yang biasanya diungkapkan melalui
pendapat.
6. Demografi
Demogrrafi adalah tatanan
kependudukan yang ada dalam suatu wilayah dan temasuk menilai kebudaayaan yang
ada dalam suatu wilayah tersebut.
IV. PENGUKURAN GANDA
PERILAKU INDIVIDU
Pengukuran ganda perilaku
individu, merupakan suatu cara bagaimana mencari tahu perilaku antara individu
yang satu dengan individu yang lainnya dengan menilai karakteristik yang sama
dan memberikan nilainya terhadap masing-masingnya.
Contoh : Dua orang konsumen
memiliki kebiasaan yng sama yaitu berbelanja, namun yang satu suka berbelanja
akan barang-barang mewah karena memiliki kemampuan finansial yang tinggu pula,
dan yang satu orang lagi berbelanja dengan prioritas kebutuhan hidup
sehari-harinya.
Maka kita akan dapat menilai
kedua orang tersebut secara berbeda meskipun terdapat kesamaan kebiasaan yang
sama. Di samping itu juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
seorang individu ( konsumen ) terhadap keputusannya dalam hal membeli dan
menggunakan produk, antara lain :
- Sikap orang lain
- Faktor situasi yang tak terduga
Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan
pembelian terdiri dari :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari
pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin
mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan
konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia
cenderung akan membelinya.
3. Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi
alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian
tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan
pikiran yang logis.
4. Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen
menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara
umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai,
tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan
keputusan pembelian.
5. Perilaku Setelah
Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya
berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa
puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting
diperhatikan oleh pemasar.
Sikap orang lain dalam merespon
suatu produk yang di pasarkan , tentu akan mempengaruhi respon individu pula,
bila respon dari masayarakat cukup besar dalam merespon suatu produk yang di
pasarkan, maka individu tersebut akan akan merespon yang sama.
V. KESIMPULAN
Kepribadian merupakan suatu
ciri yang dibawa dari dalam jiwa seseorang semenjak dia mulai dewasa,
kepribadian sangat menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang dengan
tingkah laku terhadap lingkungannya.
Dalam kaitannya dengan perilaku
konsumen, kepribadian, nilai dan gaya hidup
jelasakan mempengaruhinya, sebab dengan adanya perbedaan kepribadian, nilai dan
gaya hidup
seseorang maka pola pikir dalam menilai suatu produk akan berbeda pula,
sehingga akan mempengaruhinya dalam keputusan membeli.
Dalam kasus diatas, dimana
perusahaan pembuat Tas mengahdapi masalah berupa tuntutan agar perusahaan mampu
membuat dan menjual produknya tersebut namun dengan menjunjung tinggi
kepribadian , nilai dan gaya
hidup para konsumennya. Maka perusahaan harus mengambil langkah berupa
segmentasi pasar terhadap penjualan dan pembuatan tas.
Tas dengan harga mewah dan
kualitas terbaik akan dijual pada konsumen dengan gaya hidup mewah dan glamour. Sedangkan Tas
dengan kualitas nomer dua, dan harga juga di bawah kualitas utama, maka pasarnya
adalah konsumen menengah kebawah.
kepribadian konsumen tidak
dapat dirubah oleh perusahaan dengan seketika, namun dengan segmentasi pasar,
maka perusahaan telah menjadikan Gaya
hidup dan kepribadian sebagai peluang pemasaran.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar