Nama SIFA FAUZIAH
NPM :
16211755
Kelas : 3EA27
Tugas ke : 6
Materi Tugas : PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Nama Dosen : Tomy Adi Sumiarso, SE
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya
berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan,
pengelolaan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata budayyah berasal dari kata budhi
atau akal. manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta),
rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut
kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan itu hanya
dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan itu tidak
diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
3. Kebudayaan itu didapat,
didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya,rasa, dan cipta masyarkat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedagkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial,religi, seni, dll, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
KEBUDAYAAN SEBAGAI TEMPAT
SEORANG INDIVIDU MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini
diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya
sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menetukan
tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami
perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi
dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan
berbagai cara antara lain :
1. Model atau contoh - dimana
individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau yang buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana ia bergaul.
2. Moralitas - diperoleh dari
keluarga, ajaran agama, sekolah dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan
ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan
nilai-nilai yang berbeda.
3. Sesuka hati adalah proses
dimana adaptasi nilai-nilai kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada didalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut.
4. Penghargaan dan Sanksi :
Perlakuan yang biasa diterima seperti : mendapatkan penghargaan bila menunjukan
perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapatkan sanksi atau hukuman bila
menunjukan perilaku yang tidak baik.
5. Tanggung jawab untuk memilih
- adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang akan menyempurnakan perkembangan sistem
nilai dirinya sendiri.
PENGERTIAN BUDAYA MENURUT
EDWARD B. TAYLOR
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.
1.
DEFINISI BUDAYA
Schiffman-Kanuk
Budaya
merupakan karakter dari seluruh masyarakat yang di dalamnya meliputi
faktor-faktor bahasa, pengetahuan, hukum, agama, kebiasaan-kebiasaan makan,
musik, seni, teknologi, pola kerja, dan lain-lainnya yang memberikan arti bagi
kelompok tertentu.
Solomon
Budaya
adalah akumulasi dari makna-makna dalam masyarakat, ritual, norma dan tradisi
diantara para anggota dari satu organisasi atau masyarakat.
Neal-Quester-Hawkins
Budaya
adalah konsep yang sangat kompleks, meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh individu atau kelompok masyarakat.
2. PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Pembelian adalah akun yang digunakan
untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. Pembelian
adalah serangkainan tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui
pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.
Konsumsi adalah setiap kegiatan
memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barangmaupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
demi menjaga kelangsungan hidup.
3.
KEBUDAYAAN MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
>>Kultur
Kultur
(kebudayaan) adalah determinan yang paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi,
preferensi, dan perilaku melalui keluarganya dan institusi-institusi utama
lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di Asia
mendapat nilai-nilai hubungan keluarga dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan,
respek terhadap orang lain terutama yang lebih tua, dan kesalehan. Contoh kasus
: Sebuah restoran cepat saji asal amerika serikat (McDonald’s tm) di Singapura
memanfaatkan kesempatan dalam karakteristik orang singapura yang “takut kalah”
atau kisau dalam terminologi lokal. McDonalds meluncurkan Kisau Burger
–sandwich ayam yang diasinkan. Mereka juga menciptakan karakter Mr. Kisau
McDonalds yang akan memberitahukan kepada anda bahwa ada 42 biji wijen pada
rotinya dan menghitungnya sehingga anda tidak akan tertipu. Konsumen tertarik
dengan burger baru tersebut karena burger tersebut dihubungkan dengan karakter
Mr.Kisau tadi.
>>Sub Kultur
Setiap
kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang memberikan identitas
dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Sub-kultur mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub kultur
membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar kerap kali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Salah
satu contohnya adalah pentingnya fengshui bagi orang cina, khususnya mereka
yang berasal dari kalangan bisnis di Hongkong, Malaysia, dan Singapura. Mereka
telah lama dikenal bergantung pada fengshui dalam pemilihan kantornya, agar
bisa memperoleh lama dan keberuntungan serta kemakmuran. Para pembeli rumah
dari etnis tionghoa ini menghindari nomor 4 karena lafal angka empat mirip
dengan kata “mati” sehingga mereka kerap kali menganggap konotasinya sama.
>>Kelas Sosial
Sebenarnya
semua masyarakat manusia menunjukan stratifikasi sosial. Stratifikasi
kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di masyarakat India tradisional, di
mana anggota dari kasta yang berbeda dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu
dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah
stratifikasi dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial udalah divisi atau
.Kelompok yang relatij homogen dan tetap dalam sualu masyarakat, yang tersusun
secara hirarkis dan anggota-anggotnya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang
mirip. Para ilmuwan sosial mengidentifikasi tujuh kelas sosial di bawah ini :
Kelas
sosial merniliki beberapa karakteristik. Pertama, orang-orang dalam
masing-masing kelas social cenderung untuk berperilaku yang lebih mirip
daripada orang yang berasal dari dua kelas social yang berbeda. Kedua, orang
dipersepsikan mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah menurut
kelas social mereka, Ketiga, kelas sosial seseorang ditemukan oleh sejumlah
variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi
nilai, dan bukan oleh salah satu variable) tunggal tertentu. Keempat,
individu-individu dapat pindah dari satu, kelas sosial ke kelas sosial yang
lain -naik atau turun- selama hidup mereka. Tingkat mobilitas ini bervariasi,
tergantung pada rigiditas atau kekakuan stratifikasi social dalam masyarakat
tertentu.
Kelas-kelas
sosial menunjukan preferensi produk dan merek dalam bidang-bidang ter-tentu
seperti pakaian, perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang, dan kendaraan.
Beberapa pemasar memfokuskan usaha mereka pada satu kelas social. Misalnya
Shang Palace di Shangrila Hotel Singapura berfokus pada pelanggan kelas atas,
sedangkan kios makanan di pusat penjaja terbuka berfokus pada pelanggan kelas
menengah dan bawah. Kelas-kelas social berbeda dalam preferensi media mereka,
di mana konsumen kelas atas memilih media majalah dan buku sedangkan konsumen
kelas bawah memilih televisi. Bahkan dalam sebuah kategori media, seperti TV,
konsumen kelas atas lebih menyukai siaran berita dan drama, sedangkan konsumen
kelas bawah lebih.menyukai Opera sabun dan acara kuis. Terdapat juga perbedaan
bahasa di antara kelas-Kelas social Para
pemasang iklan harus menyusun kopi iklan (copy) dan dialog yang benar-benar
sesuai dengan kelas social yang dituju.
REFERENSI :
Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Kewirausahaan. Dr. H Mulyadi
Nitisusatro.(2012)
http://inessworld.blogspot.com/2012/11/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar